Hampir 4 bulan saya berjuang full time di butik dan luar biasa, perjalanan semakin mendaki . Apa yang dulu terasa impossible untuk kami memang sudah berhasil kami lalui tetapi tantangan kedepan juga semakin berat seiring dengan kenaikan kelas kami.
Kira kira tracknya seperti ini :
1. Dulu kami hanya agen biasa yang mengambil sprei dan dijual lagi secara kredit.
2. Lalu naik dengan membuka butik kecil rumahan di bogor yang tak lama kemudian ditutup dengan sukses.
3. Kami coba berjualan dari bazar ke bazar dan iseng iseng jualan lewat blogspot.
4. Berjualan lewat domain dan hosting di tempat yg lebih layak.
5. Bercita cita ingin mengelola butik sendiri dan akhirnya dgn join dengan salah satu rekan kami berhasil mewujudkan cita cita kami, walaupun tidak sampai 6 bulan harus bubar krn tidak sepaham.
6. Akhirnya kami berhasil mempunyai butik sendiri walaupun masih numpang di pavillun orang tua.
7. Naik kelas lagi dengan membuka toko di salah satu pasar grosir sprei dan bahan yang akhirnya juga harus kami tutup karena persaingan harga yg sangat sangat tidak sehat.
8. Dengan bermodal semangat akhirnya kami bisa mempunyai butik yang berlokasi persis disebelah rumah agar mudah memonitornya
9. Akhirnya kami memutuskan untuk produksi sendiri walaupun bahan sprei masih patungan sama temen temen dan sempat juga kena embargo krn persaingan dagang.
10. Naik kelas lagi dengan memberanikan diri mengambil bahan dari pabrik walaupun harus menguras seluruh tabungan, plus hutang tidak ketinggalan.
11. Apakah sudah selesai temen- teman .. e..he..he ternyata belum karena masih banyak masalah yang harus kami selesaikan dari mulai pembuatan katalog yang membutuhkan modal tidak sedikit (tempat tidur, kamera, sample dgn tinggi khusus) .. mengakusisi konveksi baru agar kapasitas produksi bisa meningkat .. hingga harus adanya produksi massal dgn brand kami sendiri.
Alhamdulillah sampai disini kami sangat bersyukur karena kami sudah berkali kali naik kelas dan ketika kami menengok ke kanan kiri .. ternyata kami sudah berhasil melampaui rekan rekan kami yang juga merintis usaha yang sama.
Banyak rekan rekan yg telp / sms ” Wah .. enak ya sudah jadi pengusaha .. santai donk ” .. he..he..he saya jadi miris sendiri mendengarnya karena sampai saat ini kami masih terus berlaga di medan tempur dan saya pribadi sangat nyaman dengan sebutan “Pedagang” dibanding “Pengusaha” ,,
maybe next time kata kata “Pengusaha” akan terdengar sangat nyaman jika butik kami sudah berada di puncak Everest.
Best Regards
Inu Arya A