Pengalaman saya kali akan share ke rekan blogger sekalian karena menjawab pertanyaan saya sendiri yaitu sampai kapan bisnis konvensional akan bertahan di zaman digital ini. Dalam tulisan sebelumnya saya pernah mengulas bahwa bisnis online dengan target market jutaan customer prospektif yang terbuka lebar tetap saja banyak yang tumbang, sedangkan bisnis konvensional yang dijalankan koko koko usia lanjut dari sudut sudut pasar terpencil yang bahkan lokasinya sangat tidak strategis ternyata masih bisa bertahan hingga saat ini. Dan bukan berita asing lagi mendengar pemilik apartemen atau rumah rumah mewah di bilangan Pantai Indah Kapuk atau Ancol Mansion milik juragan juragan yang saya sebutkan diatas.
Butik Ceria pertama kali deal untuk bisa tembus ke pabrik yang memproduksi Handuk Terry Palmer sekitar tahun 2010 walaupun dengan modal yang pas pasan. Setelah berjuang beberapa tahun untuk naik level, akhirnya awal tahun 2014 ini kami berhasil masuk ke level atas sehingga kami bisa mendapatkan harga modal yang sama dengan para juragan handuk. Tetapi setelah kami amati lagi tentang sistem distribusi mereka, aneh bin ajaib karena harga jual toko handuk atau agen bisa sama harga yang kami lepas di pasaran padahal utk handuk ini kami melepas margin yang tidak terlalu tinggi. Hampir setahun ini kami mencari jawabannya dan baru terjawab beberapa hari yang lalu.
Kami menghadiri acara customer gathering yang artinya distributor utama / rekanan pabrik handuk tersebut dikumpulkan menjadi satu, pesertanya dari berbagai daerah dan hampir semuanya adalah raja handuk di wilayah masing masing. Nah dari jakarta tentu hadir jawara dari Mangga Dua, Tanah Abang, Jatinegara dan Pasar Lama .. Acara dimulai dengan sambutan dari direksi, pengenalan handuk Terry Palmer Anti bakteri, games, dan acara final yaitu pembagian poin emas bagi distributor yang mencapai target pembelian. Disinilah saya dan istri sangat takjub ternyata juragan juragan tersebut bisa menjual hingga ribuan lusin handuk perbulan untuk satu jenis saja. Coba tanya kanan kiri ternyata rata rata pedagang boleh dibilang hampir tidak mengambil margin atau jika ambil marginpun sangat super tipis, mereka hanya mengandalakan poin emas yang didapat pada pengambilan paket besar. Pertanyaan saya lagi, jadi bagaimana mereka bisa mencover biaya operasional seperti sewa gudang, gaji karyawan, sales canvas, biaya packing dan yang utama adalah untuk biaya hidup mereka sendiri. Pertanyaan ini tentu tidak mudah dijawab karena menyangkut rahasia dagang masing masing.
Akhirnya kami memutuskan untuk mencari jawabannya sendiri, esok paginya kami langsung melakukan promo besar besaran dengan harga yang boleh saya bilang sangat murah dan bisa bersaing dengan harga pasar grosir di jakarta. Jika mereka bisa bertahan puluhan tahun dengan cara tersebut, mestinya Butik Ceria pun bisa melakukan hal yang sama. Setelah ini saya akan share progress cerita selanjutnya .. tentu sangat bermanfaat untuk rekan rekan yang berminat berjualan produk secara grosir atau menjadi distributor utama.
Tetap semangat ya ..