Membuat sprei dari kain batik yang pertama kali harus dilakukan adalah menyediakan kain mori bewarna putih polos dengan lebar 240 cm. Kain itu diukur lalu dipotong sesuai kebutuhan. Untuk Sprei ukuran 100 dibutuhkan bahan 2.15m, ukuran sprei 120 bahan 2.35, sprei 160 bahan 3.5m, sprei 180 bahan 3.75. Bila kain mori ingin dicap, kain dibawa ke sebuah ruangan khusus semacam pusat tempat pengerjaan batik cap.
Pembuatan sprei batik cap memerlukan keterampilan khusus. Ada alat berbentuk seperti setrika tetapi dibawahnya berupa bidang segi empat dengan ukiran batik sesuai motif yang diinginkan. Alat cap dicelupkan pada malam cair. Dengan gerakan cepat, cap ditempel pada kain mori. Karena jika lambat sedikit, cairan malam akan membeku.
Sedangkan pembuatan batik tulis, langkahnya hampir sama. Setelah kain mori dipotong sesuai ukuran , kain digambar menggunakan pensil untuk membuat pola motif batik yang diinginkan. Kemudian dilakukan tekhik mencanting. Ada alat tulis dari tembaga kecil seperti pena untuk membuat gambar dengan menggunakan cairan malam. Proses berikutnya adalah pewarnaan. Pengerjaan pewarnaan batik tulis sama dengan pewarnaan pada batik cap.
Setelah dicanting maupun dicap, kain sprei dibawa ke tempat khusus pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan dengan cara celup sehingga seluruh kain sprei terandam warna yang dikehendaki. Sekarang sprei batik sudah selesai diwarnai. Tahapan berikutnya adalah disorot untuk menghilangkan malam yang melekat pada batik. Caranya dengan mencelupkan kain batik pada air panas agar seluruh lapisan malam luruh. Walhasil akan tampak corak batik yang dikendaki.
Setelah proses pewarnaan, batik dianginkan sampai kering. Setelah itu dipotong lebih detail untuk bantal, guling, dan sprei sendiri. Selanjutnya dilakukan penjahitan dengan sistem konveksi. Tahapan selanjutnya adalah pengemasan sprei batik dan pengiriman ke pembeli.